Dia Meninggalkanku

Gadis itu cukup manis, berkulit putih dan badannya langsing. Sepintas tak tampak sedikitpun bahwa beberapa hari yang lalu dia baru saja keluar dari rumah sakit dan menjalani perawatan yang cukup intensif.
Wajahnya semula tenang ketika mendengarkan penjelasan tentang hasil pemeriksaan yang menunjukkan bahwa tes darah antiHIV :  reaktif.

Lama kelamaan, kegalauannya tampak dari reaksinya yang menjadi lebih banyak bicara dan selalu mengulang - ulang cerita. Aku bisa merasakan bagaimana risaunya dia. Sampai pada akhirnya, terungkap semua bahwa pengecekan kali ini bukan yang pertama. Sebetulnya, sebelum minggu lalu dia tumbang dan harus dirawat di rumah sakit, dia sudah berkali - kali ke dokter dan mendapati beberapa diagnosa dokter. Pengobatan TBC telah dijalaninya lima bulan, menjalani terapi herpes, dan terakhir yang membuatnya harus dirawat adalah diare berkepanjangan. Banyak dokter sudah dia datangi, sampai akhirnya minggu lalu seorang dokter menyarankan untuk melakukan tes HIV dan CD4, dan hasilnya positif. Karena merasa tidak percaya, dia melakukan lagi pemeriksaan ditempatku.

Pada saat yang tepat, aku meyakinkannya untuk lebih fokus pada pengobatan dan menjaga kesehatan, agar CD4 tidak semakin turun dan kondisinya tidak semakin memburuk. Dan aku menyarankan agar pasangannyapun kalau bisa diajak untuk melakukan pemeriksaan. Saat itulah, matanya berkaca - kaca dan emosinya hampir tak tertahankan. Dia menceritakan bahwa pada akhirnya, ketika dia menceritakan bahwa dirinya mengidap TBC, sang pacarpun meninggalkannya.

Jika jodoh, pasti ada jalannya, bila tidak, Tuhan bisa mempertemukan dengan seseorang yang paling tepat, yang bisa menerima dia apa adanya, dan bisa menolongnya menjalani hari - hari penuh tantangan untuk terus memperbaiki kualitas hidupnya karena apapun yang telah terjadi , masih ada sinar mentari yang tetap membawa pengharapan.





 

 


 


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar